Anda layak di Gaji Besar, Jika Anda melakukan.

Para pencari kerja jaman sekarang, kalau ada lowongan bukannya segera membuat surat lamaran sesuai kreteria dan mengirim ke alamat tujuan, tetapi banyak tanya tentang posisi di bagian apa, yang di butuhkan berapa dan yang paling kurang pas adalah pertanyaan gajinya berapa ?

Berbeda dengan jaman dulu, di tahun 90 an, begitu ada lowongan langsung berusaha membuat  surat lamaran sebaik mungkin dan segera mengirimkannya serta menunggu panggilan, soal diterima atau tidak soal nanti, tentang berapa yang dibutuhakan itu soal kompetisi, soal berapa gaji yang akan diterima itu soal dimana posisi dan kemampuan menangani pekerjaan layaknya berapa gaji yang ditetapkan perusahaan.

Membuat suatu lowongan pekerjaan tentu sebuah perusahaan telah menentukan kreteria dan bagian atau bidang pekerjaan, jika tidak ditentukan kemungkinan besar adalah sudah sesuai dengan nama perusahaan tersebut. Semisal pembuat lowongan adalah toko boneka, kebanyakan membuat lowongannya di tulis dengan

“dibutuhkan penjaga toko untuk toko boneka, wanita, berpenampilan menarik, siap kerja sift, minimal slta, kririmkan lamaran ke bla bla bla ”

jika di umumkan di media masa, maka akan mungcul pertanyaan, cowok boleh nggak. ?, Gajinya berapa.. ?, kerjanya dari jam berapa sampai jam berapa.?, kerjanya ngapain..? dst. padahal sudah jelas di tulis, penjaga toko boneka, ngapain ada pertanyaan pekerjaannya apa ?, sudah di tulis wanita, ngapain ada pertanyaan laki-laki boleh nggak, kerja aja belum tanya gaji, gaji seorang penjaga toko itu berapa sih..

Mari kita coba menelaah sejenak, disini siapa yang benar benar membutuhkan ?

Pembuat lowongan membutuhkan tenaga kerja yang tentu saja jumlahnya terbatas sesuai dengan jumlah yang di butuhkan perusahaan.

Pencari kerja membutuhkan pekerjaan, jumlahnya saat ini jutaan pencari kerja, intinya pencari kerja persaingannya jauh lebih tinggi dari perusahaan yang membutuhkan pekerja.

Mengapa para pencari kerja tidak berusaha membuat surat lamaran secepatnya dan semenarik mungkin, kelebihan, keahlian dan sebagainya di tuangkan dalam surat lamaran, mengenai pertanyaan biarlah nanti tanyakan disaat wawancara, dengan begitu respon dan penilaian dari perusahaan akan jauh lebih baik dari pada banyak pertanyaan sebelum melamar.

Perusahaan akan menggaji lebih jika pekerja menunjukkan kelebihan, keuletan dan kegigihan dalam bekerja.

Ada sebuah sebuah pengalaman kecil dari seorang teman, semoga ini menginpirasi oleh para pencari kerja.

Dia adalah seorang sarjana muda di bidang komputer, awal dia bekerja adalah seorang dosen di sebuah Akademi tidak terkenal, gaji dia dalam sebulan saat itu adalah 1.000.000 lebih, belum bonus berapa mahasiswa yang hadir di matakuliah dia, dalam sebulan bonusnya saja lebih dari 1.000.000. Singkatnya akademi tempat dia mengajar bangkrut tidak mendapatkan mahasiswa sesuai dengan jumlah yang ditentukan, dan akhirnya akademi tersebut di beli oleh Universitas yang cukup terenal, sisa mahasiswanya, dosennya dan semua peralatan di boyong ke universitas tersebut.

Karena dia hanya seorang sarjana muda, maka title atau gelar akademis dia dia tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat di Universitas tersebut dan dia jelas ter PHK, ada sebuah lowongan yang sebenarnya tidak membuka lowongan akan tetapi penawaran kerja di sebuah perusahaan baru. Dia terima tawaran tersebut lalu wawan cara.

Owner atau pemilik perusahaan mengajukan pertanyaan saat wawancara sama dia, Bapak seorang dosen, gaji tentu saja sudah tinggi, bapak menerima tawaran kami kerja di tempat kami, bapak mau gaji berapa ?

Berapa jawaban teman saya itu ?

Dia menjawab dengan bijak dan diplomatis :, Bapak, perusahaan bapak adalah perusahaan yang baru berdiri, sebelum mendirikan perusahaan ini, tentu bapak telah membuat planing anggaran untuk posisi posisi karyawan bapak, nah saya yakin posisi saya telah bapak anggarkan, berapa anggaran gaji untuk seorang diposisi saya ? maka saya akan terima karena saya yakin kelak jika perusahaan bapak maju pesat bapak akan menggaji saya dengan jauh lebih baik dari anggaran yang  bapak rancang.

Apa yang terjadi berikutnya ?

Sang owner menerimanya sebagai tenaga kerja ahli IT di perusahaan tersebut dan berapa gajinya ? cuma 175.000 ya cuma seratus tujuh puluh lima ribu, untuk tiga bulan pertama. jaun di banding dengan keahliannya dan gaji dia mengajar di akademi.

Mengapa teman saya mau ?

Karena dia berkeyakinan suatu saat pasti akan jauh lebih baik jika perusahaan yang belum mendapatkan omset, perusahaan yang baru berdiri ini telah jaya. Dan apa yang terjadi, dia bekerja dengan baik, dengan gigih supaya perusahaan tersebut maju, perusahaan tersebut mendapatkan profit.

Apa yang menjadi keyakinannya terwujud, dalam satu tahun dia mengalami kenaikan gaji yang fantastik, 3x naik gaji, dari 175.000 menjadi 650.000 tiga bulan lagi naik menjadi 1.000.000 plus sepeda motor inventaris, dan 3 bulan lagi dia naik gaji 1.750.000.

Begitu terus mengalami kenaikkan gaji sampai dia diangkat menjadi Manager perusahaan tersebut dengan gaji yang cukup besar serta inventaris mobil dan tunjangan-tunjangan lainnya.

Nah, bagi kawan-kawan pencari kerja, jangan merasa kita paling mampu dalam menangani pekerjaan tersebut sehingga belum melamar saja sudah tanya gajinya berapa ?, posisinya apa ? bekerjanya bagaimana dan tetekbengek pertanyaan lainnya.

Mulailah membuat empati kepada pemberi kerja, berjuanglah atau bekerjalah untuk kemajuan perusahaan, maka pimpinan akan melihat hasil kerja kita dan kita akan menikmati hasilnya. Perusahaan tidak mungkin menggaji karyawan 1.000.000,- kalau hasil kerjanya di nilai cuma 600.000. jika perusahaan menggaji 1.000.000 maka hasil kerja kalian harus senilai 1.500.000 lebih, jadi perusahaan dapat profit bukan malah tombok.

Ambil hikmahnya dari cerita kawan saya tersebut, semoga kalian semua sukses, ingat makin hari makin banyak pencari kerja dan makin sedikit penyedia kerja. Kalian berkompetisi dengan jutaan orang lainnya.

Saran saya, mari kita berfikir kreatif dan ciptakan lapangan kerja minimal untuk diri kita sendiri, syukur-syukur bisa membuat lapangan kerja orang lain.

Jika kepaksa kita menjadi karyawan, jadilah karyawan yang gigih dalam bekerja, giat, jangan banyak mengeluh, maka pimpinan kita akan berempati, sehingga kenaikkan gaji dan karir didepan akan jauh lebih baik.

Salam, semoga sukses.

qday

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Silahkan Hubungi kami via Whatsapp
Call Now Button