TEMUKAN ASIKNYA
Temukan asyiknya, Suatu hari, kami sekeluarga pergi ke pantai, hari cukup cerah, pemandangan di pantai cukup indah. Ada banyak pengunjung yang asyik menikmati keindahan pantai, puluhan anak sedang mandi menikmati deburan ombak kecil yang sesekali menghacurkan istana pasir yang mereka buat. kami cukup terhibur, berbeda dengan Wennya, anak kami yang sulung, dia kelihatannya tidak menyukai suasana ini, bahkan dia, merengek mengajak kami pulang padahal kami baru sampai. Dia lebih senang di rumah untuk mempermainkan jari-jemarinya di atas tombol stick PS-nya, maklum kalau dia tidak suka kami ajak ke pantai.
Tetapi kami terus memberi pengertian, agar dia menikmati indahnya pantai, kami menganjurkan untuk bermain di hamparan pasir pantai, dengan sedikit terpaksa diapun turun ke pasir bersama adiknya. Pada mulanya enggan untuk menggaruk pasir, kami melihat Wennata, adiknya mulai mempermainkan pasir dan membuat gundukan-gundukan entah apa, yang jelas Wennata lebih enjoy dibanding kakaknya.
Setiap kali gundukan meninggi, ombak datang dan menyapu gudukan itu, gundukan pasirpun meleleh, begitu berulang kali. Kakaknya melihat, dan akhirnya walau setengah enggan dia memberi solusi, dia mengambil beberapa batu karang kecil yang berserakan dipantai untuk ditata di bagian luar gundukan pasir yang berfungsi sebagai “talut” (mungkin ini tidak dia sadari). Pada akhirnya mau tak mau, Wennya pun terlibat permainan itu, mereka asyik bermain pasir, ombak datang silih berganti membasahi pakaian mereka, tak terasa, merekapun sudah basah kuyup, mandi dan berbaur dengan anak-anak lain.
Setiap kali mereka menggaruk pasir, mereka menemukan kerang-kerang kecil, “Yuyu rumpung” (binatang semacam kepiting kecil yang masuk ke rumah siput kosong). Karena menemukan sesuatu yang asyik menurut mereka, Merekapun terus menggaruk dan menggaruk mengumpukan banyak kerang dan “yuyu rumpung”. Mereka sudah tidak lagi memperdulikan pakaian yang basah, mereka sudah tidak lagi memperdulikan terik mentari yang panas, dan si Wennya sudah lupa pulang untuk mempermainkan PS-nya, jadi asyik sekali mereka bermain.
Pembelajaran apa yang kita dapat dari anak-anak bermain di pantai ?
“Bagaimana mungkin, aku atau kita akan menemukan hal yang menyenangkan (asyik) kalau kita tidak pernah mau mencoba melakukan tindakan”
Bekerja dengan rutinitas kita sehari-hari bukanlah sesuatu hal yang jelek, tetapi kadang kita perlu melakukan hal yang mungkin membuat pekerjaan rutinitas tersebut menjadi lebih baik dan lebih efisien dari sebelumnya. Kalau kita tak pernah mencoba atau takut mencoba melakukan sesuatu, tak mungkin kita mengetahui bahwa sesuatu tersebut ternyata lebih asyik dari pada yang telah kita lakukan selama ini.
Kalau kita sudah menemukan sesuatu cara atau langkah, yang membuat pekerjaan rutinitas kita bisa lebih cepat kita selesaikan, maka dalam bekerja kita pasti akan merasa asyik dan nyaman.
Karena kita merasa asyik dan nyaman, kita pasti akan giat bekerja dan pasti juga menemukan ide-ide baru untuk meyelesaikan pekerjaan, bahkan karena asyiknya bekerja, mungkin pekerjaan tidak lagi suatu beban bagi kita.
Wennya, lupa akan PS-nya setelah asyik bermain dan menemukan asyiknya mencari kerang dan “yuyu rumpung”, dia juga telah melihat adiknya yang kesulitan menghalau ombak dan dia akhirnya menemukan ide untuk menutup dengan batu karang.
Itu karena dia telah memutuskan melupakan rutinitasnya main PS, dia mencoba melakukan permainan baru di pasir, selanjutnya dia merasa asyik.
Sementara bagi Wennta, belajar banyak dari yang sudah perpengalaman dan menjadikannya team yang saling mendukung sehingga tujuan akhir menjadi indah.
Dalam bekerja kalau kita menikmatinya, kita kerjakan dengan niat yang baik hasilnya pasti menyenangkan. Untuk bisa menikmati pekerjaan, kita harus terus menggali potensi diri kita, kita harus selalu membuka diri kita, kita harus menganggap pekerjaan adalah sesuatu yang membuat diri kita dihargai oleh orang disekitar kita.
Untuk menghasilkan kerang dan “Yuyu rumpung”, anak-anak tersebut mengaruk-garuk pasir (perlu kerja cerdas) dan menyaring pasir hingga didapatlah kerang, dan “Yuyu Rumpung” . Itu mereka lakukan berulang-ulang (ketekunan) dan setelah mereka berhasil mendapatkannya mereka teriak “Dapat lagi..!” (sukses).
Untuk mencapai sukses dalam pekerjaan, kita harus kerja cerdas dan tekun, tidak mudah bosan dan suatu saat pasti akan ada hasilnya, kita pasti puas.
Sudahkan kita menemukan keasyikkan dalam bekerja ?
Semoga bermanfaat…
Oleh. Qday